Saya baru saja baca artikel berisi kumpulan riset marketing global terbaru, dan saya yakin Anda — para entrepreneur Indonesia — perlu tahu juga isinya. Dari baca The Social Juice, isinya lebih dari 18 riset marketing global paling update dari Kantar, IPA, WARC, Mindshare, sampai Edelman.

“Kenapa gak saya ubah jadi versi yang gampang dicerna buat entrepreneur Indonesia?”
So here we go.
Versi santai, tapi lengkap dengan angka, insight, dan strategi praktisnya.
1. Riset Marketing: Brand vs Performance Harus Jalan Bareng
📊 Sumber: Les Binet & Peter Field – The Long and Short of It
Riset ini menganalisis 996 kampanye dari 30 tahun data IPA Databank.
🔹 Komposisi optimal: 60% branding + 40% sales activation → ROI tertinggi.
🔹 Brand yang hanya fokus ke jangka pendek kehilangan daya tahan dalam 2–3 tahun.
🎯 Kesimpulan:
Kalau kamu mau bisnis tahan lama, invest di branding tapi jangan tinggalkan performance — mereka duet maut.
👉 Baca juga: Strategi Branding Jepang di Pasar Indonesia
2. Riset Marketing: Trust di Dunia Iklan Makin Turun
📊 Sumber: Edelman Trust Barometer 2025
- Hanya 46% konsumen global percaya pada iklan digital.
- 63% lebih percaya pada ulasan dan rekomendasi teman.
- 1 dari 3 orang melewatkan iklan tanpa baca pesannya.
🎯 Kesimpulan:
Gunakan trust-based marketing: testimoni, UGC, dan review nyata.
3. Riset Marketing: TV Masih Kuat, Digital Tetap Vital
📊 Sumber: Mindshare UK + Kantar
- TV: 60% tingkat kepercayaan
- YouTube: 36%
- TikTok: 29%
TV juga bikin pesan diingat 2,4x lebih lama.
🎯 Kesimpulan:
TV = kredibilitas, digital = kecepatan. Gabungkan dua-duanya.
👉 Baca juga: Strategi Digital Marketing Berbasis Video di Era Mobile
4. Riset Marketing: Karakter Brand & IP Collaboration Naik Daun
📊 Sumber: IPSOS + Born Licensing + Byron Sharp
- Hanya 44% marketer menilai aset brand mereka akurat.
- Brand dengan karakter/IP kolaboratif punya awareness 2,1x lebih tinggi.
🎯 Kesimpulan:
Bangun karakter brand yang bisa hidup di kontenmu — kayak si burung hijau Duolingo itu.
5. Riset Marketing: Influencer Marketing ROI-nya Gila
📊 Sumber: Kantar + IPA + Whalar (Cannes 2025)
- Rp1 = Rp3,35 dampak jangka panjang
- ROI jangka pendek = 99 (TV = 97)
- Multiplier Effect = 3,35x
🎯 Kesimpulan:
Influencer bukan cuma “buzzer”, tapi kanal ROI tinggi.
👉 Baca juga: Kekuatan UGC: Bagaimana Virtual Immersive Park Memanfaatkan Konten Kreator untuk Kesuksesan Viral
6. Riset Marketing: Otak Lebih Ingat Iklan TV
📊 Sumber: FOX + Wharton Neuroscience Institute
- Aktivasi otak 2,5x lebih lama di TV.
- Emotional recall bertahan 72 jam (YouTube: 17 jam).
🎯 Kesimpulan:
TV bikin “rasa”, YouTube bikin “nonton”. Pakai dua-duanya.
7. Riset Marketing: Representasi Masih Minim
📊 Sumber: Channel 4 UK
- LGBTQ+: 2% iklan
- Disabilitas: 4%
- Brand inklusif → 3,5x kenaikan sales jangka pendek, +16% brand value
🎯 Kesimpulan:
Inklusif bukan checklist — tapi strategi trust.
8. Riset Marketing: Budget Lebih Penting dari ROI
📊 Sumber: IPA + Magic Numbers 2025
- 89% variasi profit dijelaskan oleh budget
- ROI cuma 11%
🎯 Kesimpulan:
Kalau mau growth, beraniin budget tapi ukur hasilnya.
👉 Baca juga: Kesiapan Brand untuk Pemasaran Digital
9. Riset Marketing: Problem–Solution Format Masih Efektif
📊 Sumber: Effie Awards USA
- 44% kampanye pemenang pakai format ini
- Nada positif +19% efektivitas
🎯 Kesimpulan:
Kampanye yang ngajak berpikir bareng lebih kuat dari yang jualan doang.
10. Riset Marketing: CMO Lagi Drop Performanya
📊 Sumber: Gartner + BCG 2025
- Hanya 19% CEO bilang CMO bisa “drive growth”
- 71% CMO invest >US$10 juta di GenAI
- Tantangan: silo & kekurangan talent (>30%)
🎯 Kesimpulan:
Marketing modern = kolaborasi + teknologi. Kalau gak agile, ya tertinggal.
11. Riset Marketing: Gen-Z Benci Iklan Kaku
📊 Sumber: Microsoft – The Psychology of Inclusion
- 62% pilih brand yang jujur & real
- 50% males sama konten yang terlalu estetik tapi kosong
🎯 Kesimpulan:
Gen-Z gak butuh kesempurnaan, tapi kejujuran.
12. Riset Marketing: Kreativitas = Profit
📊 Sumber: Kantar + WARC + Cannes Lions
- Brand dengan budaya ide berani tumbuh 2,5x lebih cepat
- Tapi cuma 13% brand yang berani ambil risiko
🎯 Kesimpulan:
Kreativitas bukan gimmick — tapi mesin profit.
13. Riset Marketing: Programmatic Ads Masih Bocor
📊 Sumber: ANA Transparency Report
- US$26,8 miliar iklan global hilang
- TrueCPM Index turun 37,8% → 36,5%
🎯 Kesimpulan:
Pantau transparansi vendor. Jangan cuma lihat CPM.
14. Riset Marketing: Retail Media = Lumbung Baru
📊 Sumber: IAB Europe
- 78% brand besar punya retail media strategy
- ROI 6,2x lebih tinggi dari display ads
🎯 Kesimpulan:
Shopee dan Tokopedia bukan cuma jualan — tapi kanal iklan masa depan.
15. Riset Marketing: Less Is More
📊 Sumber: Kantar Link Database
- 1 pesan utama → recall rate +30%
- 3 pesan sekaligus → bikin audiens bingung
🎯 Kesimpulan:
Satu pesan kuat > tiga tagline kabur.
👉 Baca juga: Brand Positioning Killer: Strategi Menang Tanpa Inovasi Radikal
16. Riset Marketing: Sponsorship Masih Efektif
📊 Sumber: Channel 4 + Thinkbox
- Brand consideration naik 21%
- Efek optimal kalau sponsor ≥ 6 bulan
🎯 Kesimpulan:
Sponsorship itu investasi jangka panjang.
17. Riset Marketing: Greenwashing = Bumerang
📊 Sumber: Public Inc
- 49% konsumen kabur dari brand overclaim
- 87% “green consumer” benci pura-pura peduli
🎯 Kesimpulan:
Kalau mau ngomong sustainability, pastikan data & aksi nyata.
18. Riset Marketing: Celebrity Influencer Mulai Redup
📊 Sumber: Storyblok 2025
- 56% lebih percaya orang biasa
- 25% malah turn off lihat selebritas endorse
🎯 Kesimpulan:
Era mega influencer udah lewat. Sekarang waktunya micro creator.
Penutup 💬
Dari 18 riset marketing ini, satu pesan penting:
Yang manusiawi, yang menang.
Marketing bukan soal siapa yang paling keras jualannya, tapi siapa yang paling ngerti manusia.
Kalau kamu ingin translate insight global jadi strategi nyata,
👉 Tim Uraga Digital Agency siap bantu dari riset, konsep, hingga eksekusi Brandformance yang nyata hasilnya.

